Secara definisi, larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat menghantarkan listrik sedangkan larutan non-elektrolit merupakan larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik. Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik disebabkan adanya muatan yang bergerak. Muatan tersebut dihasilkan dari ion-ion yang dihasilkan molekul dalam larutan tersebut.

Dalam pengukurannya, daya hantar suatu larutan elektrolit dapat ditentukan menggunakan nilai konduktivitas (G) dari larutan tersebut dengan satuan Siemens. Nilai konduktivitas dari suatu larutan dapat dirumuskan sebagai berikut:
\(G = \frac{1}{R}\)
R merupakan tahanan dari larutan tersebut yang dirumuskan
\(R = \frac{1}{\kappa}\cdot C\)
- R = Tahanan (Ω)
- \(\kappa\) = Konduktivitas (S cm-1)
- C = Konstanta sel (cm-1)
Konduktivitas molar suatu larutan dapat ditentukan dengan persamaan
\(\Lambda_m = 100\frac{\kappa}{c}\)
- \(\Lambda_m \) = Konduktivitas molar (S cm2 mol-1)
- \(\kappa\) = konduktivitas (S cm-1)
- c = konsentrasi (mol dm-3)
Larutan Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat merupakan larutan yang konduktivitas molarnya (λm) sedikit berkurang jika konsentrasinya bertambah. Hal ini disebabkan molekul dalam elektrolit kuat akan terionisasi secara sempurna (α = 1).
Penggolongan elektrolit kuat bergantung pada pelarut dan zat terlarutnya. Misalnya jika pelarut yang digunakan adalah air, maka zat-zat ionik dan asam kuat merupakan suatu elektrolit kuat. Hal ini disebabkan karena zat-zat tersebut akan terionisasi sempurna dalam air.
Zat-zat yang termasuk elektrolit kuat antara lain:
- \(HCl_{(aq)} \rightarrow H^+_{(aq)} + Cl^-_{(aq)}\)
- \(HBr_{(aq)} \rightarrow H^+_{(aq)} + Br^-_{(aq)}\)
- \(NaCl_{(aq)} \rightarrow Na^+_{(aq)} + Cl^-_{(aq)}\)
- \(BaCl_{2(aq)} \rightarrow Ba^{2+}_{(aq)} + 2Cl^-_{(aq)}\)
Pada larutan elektrolit kuat, karena konduktivitas molarnya hanya berkurang sedikit jika konsentrasinya bertambah, maka konduktansi yang dimiliki oleh larutan tersebut akan besar.
Larutan Elektrolit Lemah
Elektrolit lemah merupakan larutan yang mempunyai nilai derajat ionisasi kurang dari 1 dan lebih tinggi dari 0. Hal ini dikarenakan larutan mengalami ionisasi yang tidak sempurna. Jumlah ion yang terbentuk pada elektrolit lemah cenderung sedikit.
Lampu larutan elektrolit lemah pada percobaan akan menyala redup dan terkadang tidak menyala sama sekali. Selain itu, gelembung gas yang terbentuk tidak sebanyak gelembung gas pada larutan elektrolit kuat. Berikut daftar contoh larutan elektrolit lemah:
- Hydrogen sianida (HCN)
- Asam Asetat (CH3COOH)
- Asam fosfat (H3PO4)
- Fe(OH)3
- Al(OH3)
- C2O3
- H3PO4
Salah satu ciri lain dari larutan elektrolit lemah adalah larutan yang konduktivitas molarnya (λm) akan banyak berkurang jika konsentrasinya bertambah. Hal ini disebabkan molekul dalam elektrolit lemah hanya terionisasi sebagian atau ionisasi yang tidak sempurna (α < 1), sehingga jumlah ion yang terbentuk pada elektrolit lemah cenderung lebih sedikit.
Dalam pelarut air, elektrolit lemah dapat berupa larutan asam lemah maupun basa lemah. Hal ini disebabkan larutan tersebut memiliki nilai pKa atau pKb yang besar (atau Ka dan Kb yang kecil) yang menyebabkan larutan tersebut tidak terionisasi sempurna.
Dalam perhitungan derajat dissosiasi (α) larutan elektrolit lemah, kita dapat menggunakan nilai Ka mapun Kb dari larutan tersebut


Dari persamaan diatas, kita dapat menentukan derajat dissosiasi dari nilai Ka dan konsentrasi.
Larutan Non Elektrolit
Larutan non elektrolit berkebalikan dengan larutan elektrolit, yakni tidak memiliki kemampuan untuk menghantarkan arus listrik. Hal tersebut dikarenakan larutan ini tidak mengalami ionisasi atau molekulnya tidak terurai menjadi ion-ion.
Adapun ciri-ciri yang dimiliki larutan elektrolit, yakni:
- Tidak mengalami ionisasi.
- Nilai derajat ionisasinya sama dengan 0.
- Larutan non elektrolit disebut sebagai isolator karena tidak bisa menghantarkan listrik.
- Lampu indikator tidak menyala dan tidak terdapat gelembung gas pada saat dilakukan pengujian.
Berikut daftar contoh larutan non elektrolit:
- CO (NH2)2 atau urea
- C6H12O6 atau glukosa
- C12H22O11 atau sukrosa
- C2H2OH atau etanol
- Maltosa
- Aseton
- Propanol
- Methanol
Perbedaan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Perbedaan utama antara larutan elektrolit dengan non elektrolit ialah terletak pada kemampuan menghantar listriknya. Akan tetapi, terdapat perbedaan larutan elektrolit dan non elektrolit yang lain, yaitu:
- Larutan elektrolit mempunyai derajat ionisasi antara 0 hingga 1, sedangkan derajat ionisasi larutan non elektrolit tidak ada atau 0.
- Larutan elektrolit dapat menyala lampunya saat dilakukan percobaan, sedangkan lampu larutan non elektrolit tidak menyala.
- Larutan elektrolit menghasilkan gelembung gas, baik dalam jumlah banyak maupun sedikit. Sedangkan larutan non elektrolit tidak bisa menghasilkan gelembung gas saat dilakukan percobaan.
Apakah Anda sudah bisa memahami konsep dari kedua jenis larutan tersebut, setelah membaca penjelasan di atas? Penjelasan di atas merupakan bagian dari pelajaran Kimia yang dipelajari oleh anak sekolah.